Ketika Jilbab dan Akhlak Di Sangkut Pautkan

Assalamualaikum akhi ukhti.
Nama Saya anisa, 16th lahir dari Kota Soto yaitu Lamongan, Jawa Timur.
Disini aku pengen nyeritaan pengalaman hijrah temenku dalam mempertahankan jilbabnya. Sebut aja deh namanya MIRA.
Awal tahun 2016 tepatnya waktu aku menginjak kelas 10 aku memulai berhijrah dengan temanku. Aku bersekolah di Sekolah Islam .
Pertama kali mencoba berjilbab sungguh cobaan begitu tak henti hentinya menyapa, salah satunya yaitu ketika ahlah dan jilbab disangkut pautkan. Disini aku ingin menceritakan perjuangan aku.
Hijab dan Ahlak, memang tak jauh kata jilbab dan ahlak itu, Seperti halnya Kopi dan Gula, apabila Kopi tanpa Gula pasti akan pait begitupula Hijab tanpa disertai ahlak yang baik pasti akan dijuluki “ Kerdus” (Kerudung Dusta) memng sungguh sangat sakit jika mendengar kata kata itu, tapi apakah orang yang belum baik ahlaknya dilarang untuk berjilbab? Apakah orang yang Berjilbab harus lebih Alim? Apakah orang yang belajar di sekolah islam harus mengetahui ilmu agama dengan banyak dan harus alim? Apakah orang berjilbab tidak boleh membuat kesalahan? Bukankah manusia tidak luput dari kesalahan? Bukankah tiada manusia yang sempurna? Bukankah sudah menjadi fitrah manusia untuk membuat kesalahan tapi allah selalu memaafkanya. Lalu kenapa ? kenapa ? ketika diri ini berbuat salah kau hakimi, kau adukan kepada orang-orang? Kau bicarakan aku dibelankangku bahkan Kau menyindirku? Kau temanku kan kenapa kau tidak menasihatiku……Seburuk itukah aku di matamu, seakan-akan aku orang paling buruk dan engkau orang yang paling suci, Kenapa kau tak adukan keluhanmu terhadapku kepada allah dan kenapa kau malah bicara kepada orang –orang, itu semua membuang-buang tenaga. Ingin sekali rasanya Aku berteriak, menangis, harus kujawab apa pertanyaan-pertanyaan mereka? “Udah deh ngapaian pakek jilbab kalau ahlaknya aja gak dijaga, iyakan guys, masih urak-urakan, bicara aja masih suka teriak-teriak, buat apa juga pakek jilbab kalau hatinya gak dijilbabin, kalau sama temenya yang dulu di lupain, udah lepas aja jilbab lo itu, belum tentu penampilan dari luar baik tapi dari dalemnya idih kayak bangkai,terus gak ingat masa lalunya gimana pacaran kayak gak kenal dosa sekarang aja ada orang pacaran dinasehatin terus gak inget dulunya suka liat film yang jijik banget, malu tuh sama jilbabnya” aku merasa ada sesuatu di sudut mataku yang ingin keluar ternyata air mataku menetes… aku tidak menyangka sama sekali sahabatku yang kukira sahabat semati akan melakukan seperti ini hanya karna aku berjilbab… menurutku manusia hanya boleh mengurusi urusan sesama manusia saja, biarkan urusanku dengan allah ini menjadi privasi bagiku. Lalu kenapa kau ungkit-ungkit masa laluku bukankah orang yang jelek ingin menjadi pribadi yang lebih baik, Sama halnya seperi ulat yang selalu ingin menjadi kupu-kupu, begitulah denganku…
Lalu bukankah semua orang itu sama, masing-masing yang awalnya segumpal darah diberi pinjam ruh oleh Allah, semua orang sama sama lahir dari seorang ibu, kita juga tidak bisa meminta ingin dilahirkan dari keluarga kaya, dari keluarga bangsawan, dari keluarga kiai kan tapi semua itu tidak perlu karna takdir allah yang tertera di lauhmahfudz telah menjadikan seseorang yang berbeda, seperti halnya hujan ada yang langsung jatuh ke tanah dan tidak menunggalkan bekas di tanah.
Ada juga yang terjatuh di daun, seperti itulah takdir, orang dengan pribadi yang buruk bisa berubah menjadi pribadi baik karna takdir allah yang telah ditentukan, lalu apakah aku berjilbab dan ahlaku masih buruk kau akan menyalakan takdir allah? Bukankah semua itu perlu tahapan tahapan yang akan menjadikan sesorang menjadi beriaman dan bertakwa.. jadi jangan salahkan jilbab maupun agamaku jika aku salah melainkan salahkan aku.
Tak henti- hentinya mereka membicarakanku bahkan tak segan-segan mereka menghinaku dihadapan orang yang banyak walaupun aku dihadapan mereka,. Tapi aku tetap istiqomah dan tetap hamassah terhadap diriku sendiri aku tau mungkin inilah yang dinamakan indahnya hijrah yaitu dari perjuangan untuk tetap berhijrah dan berjilabab..memang benar “seseorang pasti akan memperhatikan 1 kesalahan yang kita buat dari pada 1000 kebaikan yang telah kita lakukan”. Lama kelamaan mereka mungkin capek karna mengurusi hidupku, dan pada saat itu teman-teman yang ngehina aku mereka terkena masalah dengan nilai ujianya tiada teman-teman lain yang membantunya karna mereka benar-benar sudah sangat jahat dan jail.. akhirnya aku yang membantunya, awalnya mereka agak canggung dan agak jijik kepadaku tapi aku katakan ”udah lupain yang lalu saatnya kita fokus buat perbaikin masalah kalian ya” dengan ragu-ragu mereka akhirnya menyetujuinya.
Pada saat ujian akhir semester Alhamdulillah teman-teman yang menghinaku mendapatkan nilai yang baik. itulah aku tetap percaya dengan janji allah bahwa mereka yang berada dijalan allah pasti akan merasakan kemenangan dan inilah tahun 2017 teman temanku tak lagi mengusikku bahkan mereka meminta maaf kepadaku, “maafin aku ya, walaupun aku ngehina kamu, kamu tetep nolongin aku, kamu buktiinke aku bahwa aku salah dan kamu buktikan bahwa melalui hijrahmu ahlakmu sungguh sangat baik seperti malaikat” “aku masih belajar jangan memujiku terlalu, jika kalian ingin seperti aku kalian bisa ikut berhijrah denganku”kataku.. mereka menjawab”insyaallah tapi kami belum siap” yaudah semoga kalian dapat hidayah, buat hijrah itu gak perlu kata nggak siap kok”
Cobaaan pertama sudah berlalu.. cobaan datang dari keluarga terutama ibuku dengan kakak-kakaku, memang banyak yang tak setuju ketika aku memakai jilbab karna mereka berpikir penampilanku yang jadul dan gak gaul. Pada saat itu pernah aku dipaksa untuk melepaskan jilbabku karna teman-temanku tidak memakai jilbab tapi dengan keyakinanku dan keteguhanku dan keistiqomaanku aku berkata ”ibu kok gak seneng sih anaknya pakek jilbab, jarang anak sekarang pakek jilbab aku gak peduli pokoknya aku tetep pakek jilbab ini, ibu tau 1 langkah perempuan keluar tidak menutup aurat iti satu langkah dihitung dosa, maaf buk aku nggak bisa” ibuku menjawab “ kamu gak seperti kakak kamu cantik modus, kamu itu emang anak yang gak berbakti pada orang tua” seketika itu aku diam dan tentu saja aku tahan mataku yang sudah memanas ini.. akupun memilih bersabar, dalam hatiku aku berfikir “ la tahzan anisa tenang, apabila perintah ibumu baik turuti apabila jelek tinggalkan” aku selalu menguatkan diriku, dan Alhamdulillah karna perjuanganku ibuku mau menerima penampilanku walaupun terkadang kesal melihat aku seperti orang tua.
Buat ukhti tenang jangan keu berkecil hati tetap kuat menahan semua cobaan karna yakjinlah sesuadah kesul;itan pasti ada kemudahan, KEEP ISTIQOMAH AND KEEP HAMASAH, kita tumbuh mengurangi umur , tumbuh dengan latar belakang yang berbeda, dan takdir yang berbeda tapi hanya 1 tujuan kita menjadi orang yang diridhai olehNya dan menjadi orang yang bertakwa serta beriman.
“SESEORANG BERJILBAB BELUM TENTU AHLAKNYA BAIK, TAPI YANG BERAHLAK BAIK DAN MULIA TENTU AKAN BERJILBAB”
Dan untukmu ikhwan ukhti janganlah kau menghakimi seseorang karna 1 kesalahan, aku pernah denger juga orang yang berzina pakek jilbab, entah motifnya apa, tapi kumohon jangan kau cap orang yang berjilbab itu hanya jilbab dusta hanya gara gara karna satu orang kau menganggap buruk orang yang berjilbab.
Terimakasih, maafkan bila ada salah kata.
Wassalamualaikum wr. wb
Reseach by; https://duniajilbab.co.id/